Loading...
world-news

MATERI PELAJARAN

Keselamatan Kerja di Laboratorium Materi Kimia Kelas 10

Laboratorium merupakan tempat penting dalam dunia pendidikan, penelitian, maupun industri. Di dalamnya dilakukan berbagai eksperimen yang melibatkan alat-alat khusus serta bahan kimia beragam sifatnya. Keberhasilan kegiatan laboratorium tidak hanya ditentukan oleh keahlian teknis, tetapi juga oleh penerapan prinsip keselamatan kerja.

Tanpa kesadaran terhadap keselamatan, laboratorium bisa menjadi ruang yang penuh risiko: kebakaran, ledakan, keracunan, iritasi kulit, bahkan kecelakaan fatal. Oleh karena itu, setiap praktikan, peneliti, maupun teknisi wajib memahami aturan keselamatan, cara menggunakan alat dengan benar, sifat bahan kimia berbahaya, serta simbol-simbol bahaya yang berlaku secara internasional.

1. Hakikat Keselamatan Kerja di Laboratorium

1.1 Definisi

Keselamatan kerja di laboratorium adalah serangkaian prosedur, aturan, dan kebiasaan yang bertujuan untuk melindungi manusia, peralatan, serta lingkungan dari risiko kecelakaan dan paparan berbahaya selama melakukan aktivitas eksperimen.

1.2 Tujuan Keselamatan Laboratorium

  1. Melindungi keselamatan individu – mencegah luka, keracunan, atau kecelakaan fatal.

  2. Menjamin keamanan alat dan bahan – menghindari kerusakan yang dapat menimbulkan kerugian besar.

  3. Menjaga lingkungan – mengurangi pencemaran akibat pembuangan limbah kimia sembarangan.

  4. Meningkatkan efektivitas eksperimen – suasana kerja yang aman membuat penelitian lebih efisien dan akurat.

1.3 Prinsip Umum

  • Sadar risiko: mengenali potensi bahaya sebelum bekerja.

  • Siaga darurat: mengetahui prosedur evakuasi dan penggunaan alat pemadam.

  • Tertib dan disiplin: mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) yang ditetapkan.

  • Mengutamakan pencegahan daripada penanganan setelah kecelakaan.

2. Alat-Alat Keselamatan di Laboratorium

Keselamatan kerja tidak terlepas dari ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan fasilitas penunjang.

2.1 Alat Pelindung Diri (APD)

  1. Jas Laboratorium

    • Melindungi tubuh dari percikan zat kimia.

    • Terbuat dari bahan tahan api dan mudah dicuci.

  2. Kacamata Pelindung (Goggles)

    • Melindungi mata dari percikan larutan, uap berbahaya, atau serpihan kaca.

  3. Sarung Tangan

    • Berbagai jenis:

      • Lateks/nitril → untuk bahan kimia cair.

      • Asbes/kevlar → untuk panas tinggi.

      • Kulit → untuk proteksi mekanik.

  4. Masker atau Respirator

    • Masker sederhana → melindungi dari debu.

    • Respirator khusus → untuk uap kimia beracun.

  5. Sepatu Tertutup

    • Menghindari luka akibat pecahan kaca atau tumpahan larutan.

2.2 Fasilitas Keselamatan

  1. Pemadam Api Ringan (APAR)

    • Tersedia dalam berbagai jenis (CO₂, busa, serbuk kimia).

    • Ditempatkan di titik strategis.

  2. Pancuran Darurat (Safety Shower)

    • Untuk membilas tubuh jika terkena bahan kimia korosif.

  3. Eyewash Station

    • Bilas mata segera setelah terkena percikan kimia.

  4. Lemari Asam (Fume Hood)

    • Menghisap uap/gas berbahaya agar tidak terhirup praktikan.

  5. Lemari Penyimpanan Bahan Kimia

    • Dipisahkan berdasarkan sifat (asam kuat, basa kuat, pelarut mudah terbakar, oksidator, dll).

3. Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium

3.1 Kategori Bahaya Bahan Kimia

  1. Korosif

    • Menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit/jaringan.

    • Contoh: HCl pekat, H₂SO₄ pekat, NaOH.

  2. Beracun (Toksik)

    • Mengganggu fungsi organ, bahkan dalam dosis kecil.

    • Contoh: arsenik, merkuri, sianida.

  3. Mudah Terbakar

    • Cepat menyala bila kontak dengan api/percikan.

    • Contoh: etanol, aseton, eter.

  4. Oksidator

    • Menyebabkan bahan lain mudah terbakar.

    • Contoh: KClO₃, H₂O₂ pekat, asam nitrat.

  5. Peledak

    • Meledak karena panas, gesekan, atau tekanan.

    • Contoh: amonium nitrat, TNT.

  6. Iritan

    • Menyebabkan peradangan kulit, mata, atau saluran pernapasan.

    • Contoh: amonia, kloroform.

  7. Karsinogenik dan Teratogenik

    • Menyebabkan kanker (karsinogenik) atau cacat pada janin (teratogenik).

    • Contoh: benzena, formaldehida.

3.2 Contoh Kecelakaan Akibat Bahan Kimia

  • Tumpahan H₂SO₄ pekat di kulit menyebabkan luka bakar parah.

  • Terhirupnya gas klorin dapat mengakibatkan iritasi paru-paru hingga kematian.

  • Percikan NaOH ke mata berpotensi merusak kornea permanen.

4. Simbol-Simbol Bahaya dalam Laboratorium

Agar praktikan dapat segera mengenali bahaya, bahan kimia dilengkapi dengan piktogram (simbol) yang ditetapkan oleh standar internasional, misalnya GHS (Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals).

4.1 Simbol GHS yang Umum

  1. Simbol Api 🔥 (Flammable)

    • Menandakan bahan mudah terbakar.

    • Contoh: aseton, etanol.

  2. Simbol Ledakan 💥 (Explosive)

    • Bahan berpotensi meledak bila terkena panas atau benturan.

    • Contoh: nitrogliserin.

  3. Simbol Tengkorak ☠️ (Toxic/Poison)

    • Menandakan bahan sangat beracun.

    • Contoh: sianida, merkuri.

  4. Simbol Tetes ke Tangan/Logam (Corrosive)

    • Bahan korosif, dapat merusak jaringan hidup dan logam.

    • Contoh: H₂SO₄, NaOH.

  5. Simbol Botol Gas (Gas under Pressure)

    • Menunjukkan gas bertekanan tinggi.

    • Contoh: tabung oksigen, gas LPG.

  6. Simbol Lingkaran dengan Api (Oxidizing)

    • Bahan oksidator kuat yang memicu kebakaran.

    • Contoh: KNO₃, H₂O₂ pekat.

  7. Simbol Lingkaran Merah (Health Hazard)

    • Menunjukkan potensi karsinogen, mutagen, atau toksik organ.

    • Contoh: benzena, formaldehida.

  8. Simbol Seru ❗ (Irritant)

    • Iritasi terhadap kulit, mata, atau saluran napas.

    • Contoh: amonia, asetaldehida.

  9. Simbol Pohon dan Ikan (Environmental Hazard)

    • Bahan berbahaya bagi ekosistem.

    • Contoh: pestisida, logam berat.

4.2 Fungsi Simbol Bahaya

  • Memberi informasi cepat mengenai risiko bahan.

  • Menjadi panduan penyimpanan, penanganan, dan pembuangan.

  • Menjadi standar internasional agar mudah dipahami di berbagai negara.

5. Prosedur Keselamatan di Laboratorium

5.1 Sebelum Bekerja

  • Membaca MSDS (Material Safety Data Sheet) setiap bahan.

  • Memakai APD lengkap.

  • Mengetahui letak fasilitas darurat (APAR, pancuran, eyewash).

  • Tidak membawa makanan/minuman.

5.2 Selama Bekerja

  • Menjaga meja tetap rapi.

  • Tidak meninggalkan reaksi tanpa pengawasan.

  • Menggunakan lemari asam untuk zat beruap berbahaya.

  • Tidak mencampur bahan tanpa instruksi.

5.3 Setelah Bekerja

  • Membersihkan alat dan meja kerja.

  • Membuang limbah sesuai prosedur (asam, basa, logam berat dipisahkan).

  • Melepas APD dengan benar, lalu mencuci tangan.

6. Penanganan Kecelakaan Umum di Laboratorium

  1. Tumpahan Bahan Kimia

    • Serap dengan pasir khusus/serbuk penyerap.

    • Netralisasi bila aman dilakukan.

  2. Terkena Percikan Asam/Basa

    • Bilas dengan air mengalir minimal 15 menit.

    • Segera menuju fasilitas darurat.

  3. Kebakaran Kecil

    • Gunakan APAR sesuai jenisnya.

    • Jika pakaian terbakar: stop, drop, and roll.

  4. Gas Beracun

    • Segera evakuasi ruangan.

    • Nyalakan sistem ventilasi darurat.

  5. Luka oleh Kaca Pecah

    • Hentikan perdarahan dengan tekanan.

    • Bersihkan luka, lalu balut steril.

7. Etika dan Budaya Keselamatan di Laboratorium

Keselamatan bukan hanya soal alat dan aturan, melainkan juga budaya yang dibangun oleh seluruh pengguna laboratorium.

  • Disiplin: menaati SOP.

  • Tanggung jawab: melaporkan setiap insiden, sekecil apapun.

  • Kolektif: menjaga keselamatan bersama, bukan hanya diri sendiri.

  • Edukasi berkelanjutan: selalu memperbarui pengetahuan tentang risiko baru.

Keselamatan kerja di laboratorium merupakan fondasi penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan memahami alat pelindung dan fasilitas keselamatansifat bahan kimia berbahaya, serta simbol-simbol bahaya, praktikan dapat bekerja lebih aman, efektif, dan bertanggung jawab.

Laboratorium yang aman bukan hanya melindungi manusia, tetapi juga menjaga lingkungan dan keberlanjutan penelitian. Oleh karena itu, membangun budaya keselamatan adalah tugas bersama seluruh civitas laboratorium.

Baca Juga